Kepada kamu, yang sempat mengisi seribu pagiku.
Apa kau masih minum kopi dengan tambahan dua sendok gula?
Atau kau mulai menggantinya dengan teh hangat dan roti lapis yang dulu pernah kita buat bersama?
Sudah kesekian pagi, tanpa kamu.
Ini mulai jadi kebiasaan.
Kebiasaan yang menyenangkan.
Andai aku sudah seterbiasa ini sejak dulu.
Mungkin aku tak perlu menyeduh kopiku sambil menatap langit.
Kemudian berharap kau ada di samping ku.
Hingga aku pun sadar, sudah ada penyeduhmu sendiri.