Awalnya memiliki gigi kelinci bisa membuat Anda jadi bahan ejekan teman-teman di masa kecil. Tapi siapa sangka, gigi kelinci justru menjadi trend kecantikan dan penunjang penampilan saat ini.
Memiliki penampilan yang cantik dan menarik nampaknya menjadi hal yang sangat lumrah dilakukan kalangan perempuan. Para selebritis papan atas pun nampak seperti acuan trend kecantikan yang sedang hits belakangan ini. Bukan hanya sebatas pada pakaian yang dikenakan dan riasan yang dipoleskan. Kecantikan pun dapat diperoleh lewat perawatan kesehatan gigi. Ada beberapa fungsi perawatan gigi yang dapat dilakukan, seperti implant, bleaching dan veneer.
Perawatan tersebut pun mampu menunjang penampilan seseorang dan menjadikannya lebih percaya diri. Salah satunya adalah trend gigi kelinci yang beberapa waktu terakhir ini menjadi pilihan penampilan beberapa artis cantik, sebut saja Olla Ramlan dan Vega Darwanti. Gigi kelinci ini pun seakan memperindah senyum dari pemiliknya. Kover Magazine pun mencoba mengulik seluk beluk gigi kelinci yang didapat melalui proses veneer. Kami mendatangi drg. Androw Tandean dari LaDenta Dental Clinic, Center Point Mall Medan.
Veneer merupakan salah satu metode yang dilakukan dalam kedokteran gigi untuk memberikan kesan estetik pada penggunanya. Jika dilihat menurut lapisannya, veneer terbagi dalam dua jenis, yaitu veneer direct dan indirect. Veneer dengan cara direct adalah mengganti selapis tipis gigi dengan bahan tambalan composite. Cara ini dilakukan ketika gigi depan yang berubah warna, terutama pada orang yang sering mengkonsumsi antibiotic atau obat-obatan. Pada bagian depan gigi akan dibuang sedikit dan ditambal dengan bahan tambalan composite. Untuk veneer indirect, metodenya hampir sama dengan direct, tapi veneer indirect dikerjakan di laboratorium. Gigi yang bagian luarnya dibuang kemudian dibuat cetakannya dan digunakan untuk melapisi gigi.
Veneer, menurut drg. Androw pun ternyata tidak berbahaya bagi kesehatan penggunanya. Karena lapisan yang dibuang hanya 0,3-0,5 mm dari gigi sehingga tidak membahayakan gigi itu sendiri. Hal yang mungkin terjadi adalah lepas atau pecahnya lapisan veneer pada gigi karena factor makanan yang dikonsumsi si pengguna. Diantaranya makan makanan dengan menggunakan kekuatan gigi depan. Seperti makan apel dan jagung “Ketika makan apel, yang biasanya dengan menggigit buah, maka untuk menjaga veneer tetap dalam kondisi baik adalah dengan mengupas dan memotongnya,” jelas Androw. Efek dari mengkonsumsi makanan itu memang tidak menimbulkan masalah pada gigi. Hanya saja, lapisan veneer yang ada akan mungkin terlepas dan pecah, sehingga si pengguna harus menggantinya dengan lapisan yang baru.
Tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan bagi orang yang menggunakan veneer. Cukup dengan menjaga kesehatan mulut dan gigi, seperti menyikat gigi secara rutin. Layaknya menjaga kesehatan gigi dengan cara yang biasa. Veneer yang dilakukan pada sebagian gigi pun sejatinya tidak akan memengaruhi gigi lain yang tidak di-veneer. Bagi Anda yang tertarik untuk mem-veneer gigi Anda, ternyata tidak ada treatment tertentu yang harus dilakukan bagi calon pasien yang ingin mem-veneer giginya. Prosesnya pun tidak memakan waktu lama, menghabiskan setidaknya 3-4 kali kunjungan. Dengan proses pemasangan 1-2 jam.
Menurut dokter lulusan Universitas Sumatera Utara ini pun tidak ada minuman yang harus dihindari jika gigi Anda di-veneer selama anda menyikat gigi dengan rutin. Namun jika Anda adalah orang yang tidak terlalu sering menyikat gigi dan memperhatikan kebersihan mulut, maka alangkah baiknya jika Anda menghindari minuman berwarna. Karena larutan berwarna tersebut mampu masuk kedalam lapisan belakang veneer yang memengaruhi warna gigi.
Veneer bukan hanya menjadi pilihan dalam penampilan, namun ada hal-hal lain yang membuat seseorang membutuhkan vener. Menurut Androw walaupun veneer memberikan fungsi estetika, namun ada beberapa hal yang membuat seseorang membutuhkan veneer. Salah satunya adalah ketika ada salah satu gigi depan yang berbeda atau berubah warna dari gigi-gigi lainnya. Misalnya karena factor obat-obatan dan sebagainya.
Menurutnya, Bleaching yang biasa digunakan tidak akan cukup untuk membuat gigi terlihat putih. Selain itu, permukaan gigi yang tidak rata atau pecah namun tidak melewati sepertiga gigi, juga perlu untuk dilakukan veneer. Indikasi ketiga adalah ketika bagian gigi depan mengalami florosis, saat itulah veneer perlu dilakukan untuk memperindah gigi. Jumlah gigi yang di-veneer pun tidak memiliki jumlah yang tetap. Semua bergantung pada keinginan pasien dan garis senyum yang dimiliki. “Kalau senyumnya hanya sampai gigi taring, veneer pun dilakukan hanya sampai empat gigi. Kalau garis senyum lebih lebar, maka veneer pun dibuat juga lebih banyak,” tandasnya.
Di Medan sendiri, trend veneer pun mulai merambah berbagai kalangan. Namun mengingat harganya yang relative mahal, (sekitar Rp 5juta per-gigi) veneer hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memang membutuhkan. Veneer memang memberikan fungsi yang indah bagi penampilan penggunanya. Senyum indah dengan gigi yang unik menjadi satu ciri khas yang membuat Anda bisa tampak lebih cantik dengan proses ini.
*Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Kover edisi April-Mei 2015 untuk halaman Healthside*
Kak maaf veener gigi yg bagus di medan di mana ya kak? Makasih kak
SukaSuka
Kalau dari yang pernah saya tau, di Ladenta clinic bagus kok. Coba aja… hehehe
SukaSuka