Pagi ini, entah kenapa serangan mood swing muncul lagi, yang sudah kesekian kalinya di bulan ini.
Aku sendiri nggak ngerti ada apa dengan bulan Mei, rasanya kok terlalu sensitif.
Mood-ku anjlok karena aku gagal ngeraih sesuatu yang aku mau, yang aku inginkan, dan lebih lagi, sesuatu yang memang aku butuhkan.
Aku benci gagal.
Rasanya semua orang pasti sama.
Gagal itu gak enak, gagal itu bikin snewen, gagal itu bikin perasaan jadi campur aduk.
Tapi selalu, ada orang yang jadi tujuan pertama tiap kali aku sedih, apalagi ketika aku gagal mendapatkan apa yang aku mau.
Bapak.
Kami mungkin gak sedekat aku dan ibuku, atau aku dengan kakak perempuanku.
Kami selalu bicara seperlunya. Tentang banyak hal. Aku pun hanya bercerita ketika ditanya.
Bapak dan aku punya selera film yang mirip, walaupun kami sering berdebat tentang siapa yang lebih keren antara Matt Damon dan Jason Statham. Atau siapa yang lebih benar, Iron Man, atau si Captain America. Atauย kenapa Revenant memang pantes dapet piala Oscar.
Bapak memang menurunkan sekian banyak sifatnya ke aku, yang kadang, kami berdua pungkiri. Kami punya sudut pandang yang sangat mirip tentang segala sesuatu. Baik pekerjaan, hobi, makanan, hingga penampilan. Atau belakangan ini, Bapak mulai heran dengan koleksi pensil alis ku. Bapak juga yang enggak pernah memaksaku untuk mengenakan gaun atau sepatu tinggi untuk ke pesta. Atau ketika kami rebutan makan semangka, yang sebenarnya masih banyak, dan dengan potongan yang paling besar. Mungkin itu juga yang bikin kami cocok dan keliatan lucu, menurut saudara saudara lainnya, ketika kami mulai berdebat.
Aku ingat, dulu, saat pertama kali patah hati, aku bahkan nggak cerita ke keluarga sendiri. Menurutku berat dan panjang jadinya kalau harus menjelaskan segala hal ke mereka. Tapi bapak selalu tau, walau tanpa aku kasih tau. Aneh, kadang aku merasa, keluargaku ini keturunan pendekar elang yang ahli telepati.
Meskipun kami enggak sedekat apa yang sering digambarkan film-film Hollywood tentang hubungan ayah dan anak, yang aku tau, aku selalu punya bahu untuk bersandar saat sedih, dan raga yang selalu bahagia, ketika aku bahagia.
Bapak selalu ada. Dan bagiku, itu sudah cukup.
Berbahagialah masih ada orang tua yang selalu siap mendengar keluh kesah walo kita gak ingin juga berkeluh kesah sama mereka :). Doakan mereka supaya selalu sehat dan bisa terus bersama-sama kita… ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
iya kak moll…
hehehe… walaupun kadang sering beda pendapat, tapi malah itu yang paling dicari kadang.. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Hehehe biasa gitu Dan, aku sama almarhum papa juga gitu. Kalo deketan suka ga cocok, tapi kalo jauh ya dicari2.. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Hihihi… Iya kak.. Malah Kadang kalau mau bilang rindu, agak susah..
SukaSuka
Kirim sms aja kalo malu Dan. Hihihi ๐
SukaSuka
Huiii manis kaliiii
SukaSuka
Ihihihi… Maacih kak Win…
SukaSuka