Apa kau pernah kehabisan ide justru saat kau ingin menulis?

Apa yang kau lakukan saat kau mendapati jalan buntu saat sebenarnya kau ingin sekali menulis? Minum kopi, menenggak vitamin, pergi liburan, berkumpul dengan teman, atau kau masih terus menatap tajam ke arah layar gawaimu sambil berharap secercah ide muncul dari tuts keyboard.

Saat dihadapkan pada sebuah deadline dan beberapa aturan kepenulisan, sudah jadi hal yang wajar jika tetiba saja kau tak tau apa yang ingin kau tulis. Kau buka beberapa situs hiburan kesenanganmu hanya agar sedikit celah mampu terbuka di pikiranmu. Agar deadline tak berasa seperti momok yang menghantuimu saat kau biarkan blogmu bersawang, kesepian, seperti tak ada yang punya.

Sore ini aku minum secangkir es kopi susu, lalu ditutup dengan cokelat hangat menjelang maghrib tiba. Tugas minuman itu adalah menciptakan inspirasi dari kepala yang hampir penuh dengan segala gagasan, yang sayangnya menghilang saat jemari mulai menekan huruf-huruf.

Hingga menjelang tengah malam, kau masih tak tau apa rangkaian kata yang ingin kau suguhkan pada sebuah kegiatan yang sudah kau setujui untuk kau ikuti. Kau membongkar tiap folder foto berharap ada ide yang muncul. Lalu kau melihat obat alergimu dan ingin menulis tentangnya, tapi kau lupa apa diagnosa dokter akan penyakitmu.

Kemudian kau berpindah pada ingatanmu tentang kucing kesayangamu di rumah dan ingin menulis tentangnya. Tapi banyaknya pilihan foto membuatmu kembali buntu hendak menulis apa. Yang kau ingat, anak bulu kesayanganmu sudah menemanimu selama setahun terakhir.

Aku menghadap layar laptop sejak jam 11 siang hingga malam ini. Ide kerap muncul, namun musnah di tengah jalan. Lalu kau sadar menjelang tengah malam, bahwa tak ada ide pun sesungguhnya bisa menjadi sebuah ide.

Kebuntuan dalam mencari ide tulisan malah bisa menjadi ide untuk tulisan. Ironis kan? Tapi tak apa, setidaknya ide bisa muncul bahkan dari hal yang tak terduga. Seperti cinta yang kadang datang tanpa disangka. Kau hanya perlu menikmatinya, sudah.